Sabtu, 12 Maret 2011

SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM)

Suatu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam sepeda motor adalah sistem penerangan. Sistem penerangan sangat diperlukan untuk keselamatan pengendaraan, khususnya di malam hari dan juga untuk memberi isyarat/tanda pada kendaraan lainnya. Sistem penerangan pada sepeda motor dibagi menjadi dua fungsi, yaitu;
 1) sebagai penerangan (illumination) dan
2) sebagai pemberi isyarat/peringatan (signalling/warning).
Yang termasuk ke dalam fungsi penerangan antara lain:
1. Headlight (lampu kepala/depan)
2. Taillight (lampu belakang),
3. Instrument lights (lampu-lampu instrumen).
Sedangkan yang termasuk ke dalam fungsi pemberi isyaratantara
lain;1. Brake light (lampu rem)
2. Turn signals (lampu sein/tanda belok),
3. Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil)
4. Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling)
5. Charging light (lampu tanda pengisian). Tidak semua sepeda
motor dilengkapi charging light.
6. Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan system
bahan bakar tipe injeksi (EFI) , kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu         hazard/tanda bahaya), low fuel.
http://htmlimg2.scribdassets.com/bfiah8cpvgwprcw/images/152-ece45dfe82/000.jpg

warnig (pemberi peringatan bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning (pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi peringatan terjadinya kesalahan/masalah pada komponen elektronik), dan sebagainya.
Contoh penempatan sistem penerangan (lighting system), baik yang berfungsi sebagai penerangan maupun pemberi isyarat adalah seperti pada gambar 3.51 di bawah ini:
Gambar 3.51 Penempatan sistem penerangan pada
salah satu sepeda motor

1. Lampu Kepala/Besar (Headlight)
Fungsi lampu kepala adalah untuk menerangi bagian depan dari sepeda motor saat dijalankan pada malam hari. Selain kabel dan konektor (sambungan), komponen-komponen sistem lampu kepala antara lain (lihat gambar 3.51) :




a. Saklar lampu (lighting swicth)
Saklar lampu berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Pada umumnya saklar lampu pada sepeda motor terdapat tiga posisi, yaitu; 1) posisi OFF (posisi lampu dalam keadaan mati/tidak hidup); 2) posisi 1 (pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kota/jarak baik depan maupun belakang), dan 3) posisi 2 (pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kepala/besar dan lampu kota.
b. Saklar lampu Kepala (dimmer switch)
Saklar lampu kepala berfungsi untuk memindahkan posisi lampu kepala dari posisi lampu dekat ke posisi lampu jauh aau sebaliknya. Posisi lampu dekat biasanya digunakan untuk saat berkendara dalam kota, sedangkan posisi lampu jauh digunakan saat berkendara ke luar kota selama tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau ada kendaraan lain dari arah berlawanan namun jaraknya masih cukup jauh dari kita.
c. Bola lampu kepala (beam)
Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu; 1) tipe semi sealed beam, dan 2) tipe sealed beam.Lampu kepala biasanya menggunakan low filament beam untuk posisi lampu dekat dan high filament beam untuk posisi lampu jauh. Penjelasan kapan saatnya menggunakan lampu dekat dan lampu jauh sudah dibahas pada bagian saklar lampu kepala.
1) Tipe Semi Sealed Beam
Tipe semi sealed beam adalah suatu konstruksi lampu yang dapat mengganti dengan mudah,    dan cepat bola lampunya (bulb) tanpa memerlukan penggantian secara keseluruhan jika bola lampunya terbakar atau putus.
  Bola lampu yang termasuk tipe semi sealed beam adalah:
    a) Bola lampu biasa (filament tipe Tungsten)
Bola lampu biasa adalah bola lampu yang menggunakan filamen (kawat pijar) tipe tungsten.       Bola lampu jenis ini mempunyai keterbatasan yaitu tidak bisa bekerja di atas suhu yang telah ditentukan karena filamen bisa menguap. Uap tersebut bisa menimbulkan endapan yaitu membentuk lapisan seperti perak di rumah lensa kacanya (envelope) dan pada akhirnya bisa mengurangi daya terang lampu tersebut (menjadi suram).

           
Gambar 3.52 Konstruksi bola lampu tungsten

http://htmlimg1.scribdassets.com/bfiah8cpvgwprcw/images/154-d4a9cd192c/000.jpg
            Gambar 3.53 Konstruksi bola lampu halogen
Pada bola lampu quartz-halogen, gas halogen tertutup rapat didalam tabungnya, sehingga bisa terhindar dari efek penguapan yang terjadi akibat naiknya suhu. Bola lampu halogen cahayanya lebih terang dan putih dibanding bola tungsten, namun lebih sensitif terhadap perubahan suhu.

http://htmlimg3.scribdassets.com/bfiah8cpvgwprcw/images/155-213ee65d2d/000.jpg
Gambar 3.54 Konstruksi bola lampu tipe sealed beam

Bola lampu quartz-halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa (tungsten) saat digunakan. Masa pakai lampu akan lebih pendek jika terdapat oli atau gemuk yang menempel pada permukaannya. Selain itu, kandungan garam dalam keringat manuasia dapat menodai kacanya (quartz envelope). Oleh karena itu, bila hendak mengganti bola lampu hindari jari-jari menyentuh quartz envelope. Sebaiknya pegang bagian flange jika hendak menggantinya.
2) Tipe Sealed Beam
Pada beberapa model sepeda motor generasi sebelumnya, lampu kepalanya menggunakan tipe sealed beam. Tipe ini terdiri dari lensa (glass lens), pemantul cahaya (glass reflector), filamen dan gas di dalamnya. Jika ada filamen yang rusak/terbakar, maka penggantiannya tidak dapat diganti secara tersendir, tapi harus keseluruhannya.


2. Lampu Belakang dan Rem (Tail light dan Brake light)
Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak sepeda motor pada kendaraan lain yang berada di belakangnya ketika malam hari. Lampu belakang pada umumnya menyala bersama dengan lampu kecil yang berada di depan. Lampu ini sering disebut dengan lampu kota, bahkan kadang-kadang disebut lampu senja karena biasanya sudah mulai dinyalakan sebelum hari terlalu gelap. Untuk bagian depan disebut lampu jarak (clereance light) dan untuk bagian belakang disebut lampu belakang (tail light).
Sedangkan rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada kendaraan lain agar tidak terjadi benturan saat kendaraan mengerem. Lampu rem pada sepeda motor biasanya digabung dengan lampu belakang. Maksudnya dalam satu bola lampu terdapat dua filamen, yaitu untuk lampu belakang dan lampu rem (lihat gambar 3.54 di bawah ini). Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filament-nya lebih kecil) untuk lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang (diameter kawat filament-nya lebih besar) untuk lampu rem.



http://htmlimg1.scribdassets.com/bfiah8cpvgwprcw/images/156-0c178441f4/000.jpg


Gambar 3.55 Posisi bola lampu belakang dan rem

Komponen-komponen untuk sistem lampu belakang selain kabel-
kabel dan konektor antara lain (lihat gambar 3.51):




a. Saklar lampu (lighting switch)
Penjelasan saklar lampu sudah dibahas pada bagian lampu
kepala.
http://htmlimg2.scribdassets.com/bfiah8cpvgwprcw/images/157-8477fba4a6/000.jpg
b. Lampu belakang dan dudukannya
Seperti terlihat pada gambar 3.55 di atas, bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang biasanya disebut dengan tipe bayonentyaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya.

Komponen-komponen untuk sistem lampu rem selain kabel-kabel
dan konektor antara lain (lihat gambar 3.51):

a. Saklar lampu rem depan (front brake light switch)
Saklar lampu rem depan berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan). Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya.
b. Saklar lampu rem belakang (rear brake light switch)
Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik (umumnya berada pada dudukan kaki sebelah kanan). Dengan menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya.
c. Lampu rem dan dudukannya
Seperti terlihat pada gambar 3.55 di atas, bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang biasanya disebut dengan tipe bayonentyaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar